KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, kelompok dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Gerontik dalam bentuk makalah. Adapun judul makalah ini yaitu AsuhanKeperawatan Pada Lanjut Usia.
Dalam penyelesaian
makalah ini, kelompok banyak menemui kesulitan. Oleh karena itu, kelompok ingin
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, diantaranya :
1. Ns.Nurbani,M.Kep,
selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Gerontik.
2. Pihak
perpustakaan yang telah menyediakan buku yang dapat dijadikan refrensi dalam
penyelesaian makalah.
3. Teman-teman
seperjuangan yang telah membantu pembuatan hingga penyelesaian makalah.
Kelompok sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah ini dan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa/i Jurusan Keperawatan
Singkawang.
Singkawang, 1 Oktober 2010
Kelompok
5
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sesuai
dengan UU.23 tahun 1992 (pasal 19) dijelaskan bahwa “ manusia lansia adalah
seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan
sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan,
termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lansia perlu mendapat
perhatuan khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin
dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut
serta berperan aktif dalam pembangunan”.
Beberapa
alasan timbulnya perhatian kepada lanjut usia, meliputi :
1. Pensiun-pensiunan
dan masalah-masalahnya
2. Kematian
mendadak karena penyakit jantung dan stroke
3. Meningkatkan
jumlah lanjut usia
4. Pemerataan
pelayanan kesehatan
5. Kewajiban
Pemerintah terhadap orang cacat dan jompo
6. Perkembangan
ilmu :
Ø Gerontologi
Ø Geriatri
7. Program
PBB
8. Konferensi
Internasional di WINA tahun 1983.
9. Kurangnya
jumlah tempat tidur rumah sakit
10. Mahal
obat-obatan
11. Tahun
Lanjut Usia Internasional 1 Oktober 1999
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, penting bagi
kita untuk mengetahui lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan yang perlu diberikan pada lansia yang di bahas pada bab
selanjutnya. Hal ini penting karena agar lansia dapat hidup secara produktif
dan dapat memberikan asuhan secara tepat pada lansia sesuai dengan asuhan yang
diperlukannya.
B.
TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan dalam
pembuatan makalah ini adalah :
- Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan gerontik.
- Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan dasar bagi lansia.
- Untuk mengetahui pendekatan keperawatan lansia.
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia.
C.
METODE
PENULISAN
Adapun
metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan dan
mencari beberapa sumber dari internet.
D.
SISTEMATIKA
PENULISAN
Adapun sistematika dalam penulisan
makalah ini adalah :
BAB
I Pendahuluan
BAB
II Pembahasan
BAB
III Penutup
Daftar
Pustaka
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA
A.
KEGIATAN
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR BAGI LANJUT USIA
Kegiatan
ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan,
pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu
maupun kelompok, seperti di rumah/lingkungan keluarga, Panti Werda maupun
Puskesmas, yang di berikan perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat
dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga
keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu
tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti. (Depkes,
1993 1b).
Adapun
asuhan keperawatan dasar yang di berikan, disesuaikan pada kelompok lanjut
usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain :
1. Untuk
lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang
personal hygine, kebersihan lingkungan serta makanan yang sesuai dan kesegaran
jasmani.
2. Untuk
lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal
yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia
pasif pada dasarnya sama sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan
penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu
dicegah agar tidak terjadi dekubitus.
Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk terjadi
dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara
lain :
1. Berkurangnya
jaringan lemak subkutan.
2. Berkurangnya
jaringan kolagen dan elastisitas.
3. Menurunnya
efisiensi kolateral kapital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan
rapuh.
4. Ada
kecendrungan lansia imobisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.
Disamping itu, faktor intrinsik (tubuh sendiri) juga
berperan untuk terjadinya dekubitus, yakni :
1. Status
gizi
2. Anemia
3. Adanya
hipoalbunemia
4. Adanya
penyakit-penyakit neurologik
5. Adanya
penyakit-penyakit pembuluh darah
6. Adanya
dehidrasi
Faktor
ekstrinsik, yakni :
1. Kurang
kebersihan tempat tidur
2. Alat-alat
tenun yang kusut dan kotor
3. Kurangnya
perawaatan yang baik dari perawatan
B.
PENDEKATAN
KEPERAWATAN
LANJUT USIA
1. Pendekatan
fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif,
kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya,
perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan
dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya.
Perawatan fisik secara
umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :
a. Klien
lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan
sendiri.
b. Klien lanjut
usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut
usia ini terutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan
perorangan untuk mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal
hygiene) sanga penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat
sumber infeksi dapat timbul bila keberihan kurang mendapat perhatian.
2.
Pendekatan psikis
Di sini perawat
mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif pada klien
lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap
segala sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam
memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai
bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang
prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan
pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan
dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka kea rah pemuasan
pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila
perlu diusahakan agar dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa pua dan
bahagia.
3.
Pendekatan social
Mengadakan
diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat dalam
pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame
klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini
merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalh mahluk
social yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat
menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut
usia dan perawat sendiri.
Perawat
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia untuk
mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton
film, atau hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia
perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton tv, mendengar
radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat disadari bahwa pendekatan
komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis
dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
4.
Pendekatan spiritual
Perawat harus
bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan
atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan sakit
atau mendekati kematian.
Sehubungan
dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian,
DR. Tony Setyabudhi mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa takut.
Rasa takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti
tidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang
sering menyertainya, kegelisahan untuk tidak kumpul lagi dengan keluarga /
lingkungan sekitarnya.
C. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
1. Agar
lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dengan :
Ø Peningkatan
kesehatan (Health Promotion).
Ø Pencegahan
penyakit
Ø Pemeliharaan
kesehatan.
Sehingga
memiliki ketenengan hidup dan produktif sapai akhir hidup.
2. Mempertahankan
kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan
perawatan dan pencegahan.
3. Membantu
mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup klien lanjut
usia (Life Support ).
4. Menolong
dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang
para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan menegakkan
diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertent.
6. Mencari
upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa
perlu suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).
D.
FOKUS
ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
1. Peningkatan
kesehatan (health promotion)
2. Oencegahan
penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan
fungsi mental.
4. Mengatasi
gangguan kesehatan yang umum.
E. KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN
Tujuan :
1. Menentukan
kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
2. Melengkapi
dasar – dasar rencana perawatan individu.
3. Membantu
menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
4. Memberi
waktu kepada klien untuk menjawab.
Meliputi aspek :
a.
Fisik
Wawancara
Ø Pandangan
lanjut usia tentang kesehatan.
Ø Kegiatan
yang mampu di lakukan lanjut usia.
Ø Kebiasaan
lanjut usia merawat diri sendiri.
Ø Kekuatan
fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran.
Ø Kebiasaan
makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
Ø Kebiasaan
gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
Ø Perubahan-perubahan
fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
Ø Kebiasaan
lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.
Ø Masalah-masalah
seksual yang telah di rasakan.
Pemeriksaan
fisik
Ø Pemeriksanaan
di lakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi untuk
mengetahui perubahan sistem tubuh.
Ø Pendekatan
yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu :
a)
Head
to tea
b)
Sistem
tubuh
b.
Psikologis
Ø Bagaimana
sikapnya terhadap proses penuaan.
Ø Apakah
dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
Ø Apakah
optimis dalam memandang suatu kehidupan.
Ø Bagaimana
mengatasi stress yang di alami.
Ø Apakah
mudah dalam menyesuaikan diri.
Ø Apakah
lanjut usia sering mengalami kegagalan.
Ø Apakah
harapan pada saat ini dan akan datang.
Ø Perlu
di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam perasaan,
orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah.
c.
Sosial
ekonomi
Ø Darimana
sumber keuangan lanjut usia
Ø Apa
saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
Ø Dengan
siapa dia tinggal.
Ø Kegiatan
organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
Ø Bagaimana
pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
Ø Berapa
sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
Ø Siapa
saja yang bisa mengunjungi.
Ø Seberapa
besar ketergantungannya.
Ø Apakah
dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.
d.
Spiritual
Ø Apakah
secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya.
Ø Apakah
secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya
pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin.
Ø Bagaimana
cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa.
Ø Apakah
lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
PENGKAJIAN DASAR
1. Temperatur
v Mungkn
serendah 95° F(hipotermi) ±35°C.
v Lebih
teliti di periksa di sublingual.
2.
Pulse (denyut
nadi)
v Kecepata,
irama, volume.
v Apikal,
radial, pedal.
3. Respirasi
(pernapasan)
v Kecepatan,
irama, dan kedalaman.
v Tidak
teratutnya pernapasan.
4.
Tekanan darah
v Saat
baring, duduk, berdiri.
v Hipotensi
akibat posisi tubuh.
5. Berat
badan perlahan – lahan hilang pada tahun-tahun terakhir.
6. Tingkat
orientasi.
7. Memori
(ingatan).
8. Pola
tidur.
9. Penyesuaian
psikososial.
Sistem persyarafan
1. Kesemetrisan
raut wajah
2. Tingkat
kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak
v Tidak
semua orang mnjadi snile
v Kebanyakan
mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
3. Mata
: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil
: kesamaan, dilatasi
5. Ketajaman
penglihatan menurun karena menua :
v Jangan
di tes depan jendela
v Pergunakan
tangan atau gambar
v Cek
kondisi mata
6. Sensory
deprivation ( gangguan ssensorik )
7. Ketajaman
pendengaran
v Apakajh
menggunakan alat bantu dengar
v Tinutis
v Serumen
telinga bagian luar, jangan di bersihkan
8. Adanya
rasa sakit atau nyeri.
Sistem kardiovaskuler
1. Sirkulasi
periper, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi
denyut nadi apikal
3. Periksa
adanya pembengkakan veba jugularis
4. Pusing
5. Sakit
6. Edema
Sistem Gastrointestinal
1. Status
gizi
2. Pemasukan
diet
3. Anoreksia,
tidak di cerna, mual, dan muntah
4. Mengunyah
dan menelan
5. Keadaan
gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi
bising usus
7. Palpasi
apakah perut kembung ada pelebaran kolon
8. Apakah
ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi
Sistem Genitourinarius
1. Warna
dan bau urine
2. Distensi
kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk BAK )
3. Frekwensi,
tekanan, desakan
4. Pemasukan
dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
v Kurang
minat untuk melaksanakan hubungan seks
v Adanya
kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual
Sistem Kulit / Integumen
1. Kulit
v Temperatur,
tingkat kelembaban
v Keutuhan
luka, luka terbuka, robekan
v Perubahan
pigmen
2. Adanya
jaringan parut
3. Keadaan
kuku
4. Keadaan
rambut
5. Adanya
gangguan-gangguan umum
Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
v Atrofi
otot
v Mengecilkan
tendo
v Ketidakadekuatannya
gerakan sendi
2. Tingkat
mobilisasi
v Ambulasi
dengan atau tanpa bantuan / peralatan
v Keterbatasan
gerak
v Kekuatan
otot
v Kemampuan
melangkah atau berjalan
3. Gerakan
sendi
4. paralisis
5. kifosis
Psikososial
1. Menjauhkan
tanda-tanda meningkatnya ketergantungan
2. Fokus-fokus
pada diri bertambah
3. Memperlihatkan
semakin sempitnya perhatian
4. Membutuhkan
bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan
- DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a.
Fisik
/ Biologi
Gangguan
nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan
yang tidak adekuat.
Gangguan
persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sehubungan dengan hambatan
penerimaan dan pengiriman rangsangan.
Kurangnya
perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri.
Gangguan
pola tidur berhubungan
dengan kecemasan atau nyeri.
Perubahan
pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau adanya sekret
pada jalan nafas.
b.
Psikososial
Isolasi
sosial berhubungan dengan perasaan curiga.
Menarik
diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
Depresi
berhubungan dengan isolasi sosial.
Harga
diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
Coping
tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan pendapat secara
tepat.
Cemas
berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
c.
Spiritual
Reaksi
berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
Penolakan
terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi kematian.
Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan
kegagalan yang dialami.
Perasaan
tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat.
- RENCANA KEPERAWATAN
Meliputi :
1. Melibatkan
klien dan keluarganya dalam perencanaan.
2. Bekerja
sama dengan profesi kesehatan lainnya.
3. Tentukan
prioritas :
Klien
mungkin puas dengan situasi demikian.
Bangkitkan
perubahan tetapi jangan memaksakan.
Keamanan
atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.
4. Cegah
timbulnya masalah-masalah.
5. Sediakan
klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.
6. Tulis
semua rencana dan jadwal.
Perencanaan
:
Tujuan
tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar,
antara lain :
1. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
2. Peningkatan
keamanan dan keselamatan.
3. Memelihara
kebersihan diri.
4. Memelihara
keseimbangan istirahat/tidur.
5. Meningkatkan
hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
1.
Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi
Penyebab
gangguan nutrisi pada lanjut usia :
Penurunan
alat penciuman dan pengecapan.
Pengunyahan
kurang sempurna.
Gigi
yang tidak lengkap.
Rasa
penuh pada perut dan susah buang air besar.
Melemah
otot-otot lambung dan usus.
Masalah
gizi yang timbul pada lanjut usia :
Gizi
berlebihan
Gizi
kurang
Kekurangan
vitamin
Kelebihan
vitamin
Kebutuhan
nutrisi pada lanjut usia :
1. Kalori
pada lansia : laki-laki = 2.100 Kal sedangkan perempuan : 1.700 kalori. Dapat
dimodivikasi tergantung keadaan lansia. Misalnya gemuk / kurus atau disertai
penyakit demam.
2. Karbohidrat,
60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan.
3. Lemak,
tidak dianjukan karena menyebabkan hambatan pencernaan dan terjadi penyakit.
15%-20% dari total kalori yang dibutuhkan.
4. Protein,
untuk mengganti sel-sel yang rusak, 20%-25% dari total kalori yang dibutuhkan.
5. Vitamin
dan mineral sama dengan usia muda kebutuhannya.
6. Air,
6-8 gelas perhari.
Rencana
makanan untuk lansia :
1. Berikan
makanan porsi kecil tapi sering
2. Banyak
minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.
3. Berikan
makanan yang mengandung serat.
4. Batasi
pemberian makanan yang tinggi kalori.
5. Batasi
minum kopi dan teh.
2.
Meningkatkan
keamanan dan keselamatan lansia :
Penyebab
kecelakaan pada lansia :
1. Fleksibilitas
kaki yang berkurang.
2. Fungsi
pengindraan dan pendengaran menurun.
3. Pencahayaan
yang berkurang.
4. Lantai
licin dan tidak rata.
5. Tangga
tidak ada pengaman.
6. Kursi
atau tempat tidur yang mudah bergerak.
Tindakan
mencegah kecelakaan :
1. Klien
(lansia)
·
Biarkan lansia
menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.
·
Latih lansia
untuk pindah dari tempat tidur ke kursi.
·
Biasakan
menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.
·
Bila mengalami
masalah fisik misalnya reumatik latih klien untuk menggunakan alat bantu
berjalan.
·
Bantu klien
kekamar mandi terutama untuk lansia yang mrnggunakan obat penenang / deuretik.
·
Meggunakan kaca
mata jika berjalan atau melakukan sesuatu.
·
Usahakan ada
yang menemani jika berpergian.
2. Lingkungan
·
Tempatkan lansia
diruangan yang mudah dijangkaui.
·
Letakkan bel
didekat klien dan aja rkan cara penggunaannya.
·
Gunakan tempat
tidur yang tidak terlalu tinggi.
·
Letakkan meja
kcil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat yang biasa
digunakannya.
·
Upayakan lantai
bersih, rata dan tidak licin/basah.
·
Pasang pegangan
dikamar mandi / WC
·
Hindari lampu
yang redup / menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100 watt.
·
Jika pindah dari
ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan mata sesaat.
3.
Memelihara Kebersihan Diri
Penyebab
kurangnya perawatan diri pada lansia adalah :
·
Penurunan daya
ingat
·
Kurangnya
motivasi
·
Kelemahan dan
ketidak mampuan fisik
Upaya
yang dilakukan untuk kebersihan diri, antara lain :
·
Mengingatkan /
membantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri
·
Menganjurkan
lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung minyak atau berikan skin
lotion
·
Mengingatkan
lansia untuk membersihkan telinga, mata, dan gunting kuku
4.
Memelihara Keseimbangan
Istirahat Tidur
Upaya yang dilakukan, antara lain :
Menyediakan
tempat / waktu tidur yang nyaman
Mengatur
lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan
Melatih
lansia untuk latihan fisik ringan untuk memperlancar sirkulasi dan melenturkan
otot (dapat disesuaikan dengan hobi)
Memberikan
minum hangat sebelum tidur, misalnya susu hangat
5.
Meningkatkan
hubungan interpersonal melalui komunikasi
Masalah
umum yang dikemukakan pada lansia adalah daya ingat menurun, depresi, lekas
marah, mudah tersinggung dan curiga. Hal ini disebabkan hubungan interpersonal
yang tidak adekuat
Upaya
yang dilakukan antara lain :
1. Berkomunikasi
dengan lansia dengan kontak mata
2. Member
stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan
3. Menggunakan Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang
pada lansia
4. Memberikan
kesempatan pada lansia untuk menekspresikan atau tanggap terhadap respond an
verbal lansia
5. Melibatkan
lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia
6. Menghargai
pendapat lansia
- IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Meliputi :
Tumbuhkan
dan bina rasa saling percaya
Sediakan
cukup penerangan
·
Penerangan alam
lebih baik
·
Hindarkan cahaya
yang menyilaukan
·
Penerangan malam
sepanjang waktu dikamar mandi dan ruangan
Tingkatkan
rangsangan panca indra melalui :
·
Buku-buku yang
dicetak besar
·
Perubahan
lingkungan
·
Berikan
warna-warna yang dapat dilihat klien
Pertahankan
dan latih daya orientasi nyata, dapat menggunakan :
·
Kalender atau
penanggalan
·
Jam
·
Saling
mengunjungi
Berikan
perawatan sirkulasi
·
Hindarkan
pakaian yang menekan yang mengikat atau sempit
·
Ubah posisi
·
Berikan
kehangatan dengan selimut pakaian
·
Berikan dorongan
dalam melakukan aktivitas untuk meningkatkan sirkulasi
·
Berikan bantuan,
dukungan dan gunakan tindakan yang aman selama perpindahan
·
Lakukan
penggosokan pada waktu mandi
Berikan
perawatan pernapasan
·
Bersihkan nostril atau kotoran hidung
·
Lindungi dari
angin
·
Tingkatkan aktivitas pernapasan dengan latihan-latihan seperti
-
Bernapas dalam
(deep breathing)
-
Latihan batuk
-
Latihan
menghembuskan napas
· Hati
hati dengan terapi O2, cek terjdinya CO2 narkosis, yang biasanya ditandai dengan :
-
Gelisah
-
Keringat
berlebihan
-
Gangguan
pengelihatan
-
Kejang otot
-
Tekanan darah
renda (hipotensi)
-
Kerja otot
menurun
Berikan
perawatan pada alat pencernaan
·
Ransangan nafsu
makan
-
Berikan makanan
porsi sedikit-sedikit tapi sering dan kualitasnya bergizi
-
Berikan makanan
yang menarik
-
Bisa minum
anggur bila dibolehkan
-
Sediakan makanan
yang hangat-hangat
-
Sediakan makanan
jika mungkin yang sesuai dengan pilihannya
·
Cegah terjadinya
gangguan pencernaan
-
Berikan sikap
fowler waktu makan
-
Pertahankan
keasamn lmbung
-
Berikan makanan
yang tidak membentuk gas
-
Cukup cairan
·
Cegah konstipasi
/ sembelit
-
Jamin kecukupan
cairan dalam diet
-
Berikan dorongan
untuk melakukan aktivitas
-
Fasilitas
gerakan usus dalam mencerna
-
Berikan
kebebasan dan posisi tubuh normal
-
Berikan laksatif
atau supositorial , jika hal hal diatas tak efektif
Berikan
perawatan genitorinaria
·
Cukup cairan
masuk 2000-3000 ml per hari
·
Cegah
ankontinensia
-
Jelaskan dan
berikan dorongan pada klien untuk BAK tiap 2 jam
-
Pertahankan
penerangan dikamar mandi un tuk mencegah jatuh
-
Observasi jumlah
urine untuk hasil maksimum selama siang hari
-
Batasi cairan
terutama mendekati waktu tidur
·
Seksualitas
-
Sediakan waktu
untuk diskusi atau konsultasi
-
Berikan
kesempatan untuk mengekspresikan perasaanya terhadap keinginan seksual
-
Berikan dorongan
untuk menumbuhkan rasa persahabatan
Berikan
perawatan kulit
·
Mandi
-
Jelaskan dan
berikan dorongan pada klien untuk mandi bersih hanya 2x seminggu untuk mencegah
kekeringan kulit
-
Gunakan sabun
superfot atau lotion yang mengandung lemak untuk menambah kesehatan kulit
·
Potong kuku kaki
jika tidak ada kontra indikasi, missal : ada jamur dikuku atau adanya gangguan
medic atau bedah
Berikan
perawatan muskuluskeletal
·
Bergerak dengan
keterbatasan
·
Ganti posisi
tiap 2 jam, luruskan dan hati-hati
·
Cegah
osteoporosis dari tulang panjang dengan menberikan latihan
·
Lakukan latihan
aktif dan pasif misalnya waktu istirahat atau pada waktu waktu tertentu
·
Berikan arah dan
latihan gerak pada sendi 3x.
·
Anjurkan dan
berikan dorongan pada keluarga untuk memandirikan klien contohnya membiarkan
klien duduk tanpa dibantu
Berikan
perawatan psikososial
·
Jelaskan dan
berikan dorongan untuk melakukan aktivitas psikososial agar tercipta suasana
normal
·
Bantu dalam
memilih dan mengikuti aktivitas
·
Fasilitas
pembicaraan
·
Pertahankan
sentuhan yang merupakan suatu alat yang sangat berguna dalam menetapkan atau
memelihara kepercayaan.
·
Berikan penghargaan dan rasa empathi
Pelihara
Keselamatan
·
Berikan penyangga sewaktu berdiri bila diperlukan
·
Klien diberikan pegangan di kamar mandi / WC
·
Tempat tidur dalam posisi rendah
·
Usahakan ada pagar tempat tidur jika tempat tidur
dalam posisi tinggi
·
Kamar dan lantai terhindar dari keadaan licin
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
makalah yang kami buat, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fokus
asuhan keperawatan lanjut usia
terdiri dari :
ü Peningkatan
kesehatan (health promotion)
ü Oencegahan
penyakit (preventif)
ü Mengoptimalkan
fungsi mental.
ü Mengatasi
gangguan kesehatan yang umum.
2.
Konsep asuhan keperawatan, yaitu :
ü Pengkajian
Tujuan :
·
Menentukan
kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
·
Melengkapi dasar
– dasar rencana perawatan individu.
·
Membantu
menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
·
Memberi waktu
kepada klien untuk menjawab.
ü Diagnosa
keperawatan, terdiri dari :
·
Diagnosa Fisik / Biologi
·
Diagnosa Psikososial
·
Diagnosa Spiritual
ü Perencanaan
Tujuan
tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar,
antara lain :
·
Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
·
Peningkatan
keamanan dan keselaamatan.
·
Memelihara
kebersihan diri.
·
Memelihara
keseimbangan istirahat/tidur.
·
Meningkatkan
hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
ü Implementasi keperawatan, terdiri dari :
·
Tumbuhkan dan
bina rasa saling percaya
·
Sediakan cukup
penerangan
·
Tingkatkan rangsangan
panca indra
·
Pertahankan dan
latih daya orientasi nyata
·
Berikan
perawatan sirkulasi
·
Berikan perawatan
pernapasan
·
Berikan
perawatan pada alat pencernaan
·
Berikan
perawatan genitorinaria
·
Berikan
perawatan kulit
·
Berikan
perawatan muskuluskeletal
·
Berikan
perawatan psikososial
·
Pelihara Keselamatan
B. SARAN
Adapun saran
yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i Jurusan
Keperawatan Singkawang, hendaknya memberikan asuhan keperawatan lansia dengan
benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek
Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
0 komentar:
Posting Komentar